Kekalahan terkadang memang menyakitkan. Apalagi “kekalahan” yang terjadi ketika Anda melakukan transaksi di forex trading , alias loss. Tentu saja, karena itu berarti Anda kehilangan sejumlah uang ditelan pasar. Tentu bukan hal yang menggembirakan.
Namun Anda juga tentu sering mendengar
kalimat motivasi semacam ini, “Orang yang hebat bukanlah orang yang
tidak pernah gagal, melainkan orang yang selalu bisa bangkit tiap kali
mengalami kegagalan.”
Jadi, Anda tak perlu berkecil hati jika
sekali-dua kali mengalami kerugian. Yang menentukan apakah Anda akan
keluar sebagai pemenang atau pecundang adalah bagaimana cara Anda
mempelajari dan menerima “pukulan demi pukulan” lalu dengan strategi
tertentu mengubahnya menjadi kemenangan yang gemilang. Ya, trading
memang seperti itu. Beberapa kali loss adalah hal yang sangat biasa.
Tentu saja, untuk memutarbalikkan
keadaan bukanlah hal yang bisa dilakukan secara instan. Diperlukan
pengetahuan, kesabaran dan kedisiplinan yang cukup selain – tentu saja –
kekuatan modal yang memadai.
Berikut adalah beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebagai bekal dalam upaya mengubah “kekalahan” menjadi “kemenangan”.
Cut-Loss ? Segera Tutup Platform Trading Anda
Kesalahan umum yang sering dilakukan
seorang trader adalah membiarkan pikirannya dikuasai perasaan “dendam”
setelah mengalami kerugian. Ia ingin segera membalas kekalahan yang baru
saja ia alami, maka ia dengan tergesa-gesa segera mencari-cari peluang
untuk kembali membuka posisi.
Kekalahan memang menyakitkan, namun Anda
harus sadar bahwa setiap keputusan harus dilakukan dengan kepala
dingin. Dari pengalaman kami, sulit untuk bisa tetap obyektif dalam
mengambil keputusan dalam trading jika kondisi kita sedang emosional.
Anda akan cenderung melewatkan beberapa poin penting dalam analisa Anda
karena tak ingin tertinggal peluang dan ingin segera “membayar”
kekalahan Anda barusan. Ini berbahaya, karena jika demikian maka besar
kemungkinan Anda akan kembali mengalami kerugian dan semakin membebani
pikiran serta perasaan Anda.
Maka langkah yang paling tepat adalah
segera menutup platform trading Anda setelah mengalami kerugian. Anda
baru boleh kembali bertarung jika kerugian yang telah lalu tidak lagi
terbayang ketika Anda ingin melakukan transaksi.
Atur Ulang Trading Plan
Dalam hal ini, yang harus diatur ulang
adalah pembatasan resiko dalam setiap transaksi. Jika Anda sudah
menetapkan resiko per transaksi – misalnya – adalah 5%, maka terapkan
juga 5% tersebut dari posisi modal terakhir yang Anda miliki.
Contohnya, jika modal sebelumnya adalah
$1,000 berarti 5%-nya adalah sebesar $50. Setelah mengalami kerugian,
modal Anda menjadi $950. Maka jika Anda ingin kembali bertransaksi,
batasan resikonya adalah sebesar $47.5. Nah, dengan strategi modal
seperti itu, Anda akan memiliki “cadangan peluru” lebih banyak.
Ilustrasinya seperti tabel berikut ini:
Berdasarkan tabel tersebut, Anda
memiliki “jatah” 10 (sepuluh) “tembakan” sebelum total kerugian mencapai
batasan resiko maksimum. Itu pun jika kesepuluh transaksi yang Anda
lakukan berakhir dengan kerugian.
Yang perlu diperhatikan adalah bahwa jika Anda melakukan trading dengan gaya yang normal (misalnya swing trading), maka batasan resiko yang “masuk akal” terhenti di transaksi yang ke-10. Mengapa? Karena “swing” terkecil yang terjadi pada pergerakan harga forex rata-rata adalah di kisaran 300-an pips. Jika Anda masuk posisi dengan 0.1 lot, maka itu setara dengan $30.
Bandingkan dengan jika Anda menggunakan dana yang lebih kecil daripada itu, misalnya $500.
Terlihat bahwa dengan resiko 5% per
transaksi, batasan resiko yang ditetapkan sangat “mepet”. Pada transaksi
pertama saja Anda tingkat keleluasaan Anda hanya sebesar 250 pips.
Untuk forex, batasan resiko seperti ini sangatlah sempit. Hanya bisa dilakukan oleh mereka yang sangat berpengalaman dalam scalping dan tentunya memiliki “jam terbang” tinggi.
Untuk bisa melakukan trading dengan gaya yang normal, mau tidak mau Anda harus memperbesar toleransi resiko per transaksi menjadi 10% (sepuluh persen).
Dengan demikian, toleransi resiko Anda menjadi sedikit lebih “lega”
setidaknya hingga transaksi ke-6. Lewat dari transaksi ke-6, trading
Anda sudah masuk area “lampu kuning”. Selain karena toleransi resiko
menjadi semakin sempit, kerugian yang mungkin akan diderita melebihi
batasan resiko maksimum yang telah ditetapkan. Hati-hati.
Dengan demikian terlihat bahwa semakin
besar modal Anda, “cadangan peluru” Anda juga akan semakin banyak.
Terlihat pula bahwa semakin kecil modal, untuk bisa trading dengan
nyaman, resiko per transaksi justru semakin besar (10% versus 5%).
Evaluasi Transaksi
Terkadang kita mengalami kerugian karena
kesalahan kita menginterpretasi chart, sinyal yang muncul dari sistem
trading, atau bahkan kesalahan menghitung position size. Untuk itu, ada baiknya Anda melakukan evaluasi apa yang menyebabkan Anda mengalami kerugian.
Apakah Anda telah menjalankan trading plan dengan baik? Apakah Anda telah benar-benar melakukan check & re-check
pada sinyal yang diberikan oleh sistem trading? Apakah Anda telah
benar-benar menghitung potensi resiko? Apakah ada berita yang
mempengaruhi pasar secara signifikan?
Pertanyaan-pertanyaan itu nanti akan menjadi dasar bagi Anda untuk menilai apakah kerugian yang Anda alami adalah good loss atau bad loss. Jika Anda telah melakukan semuanya dengan benar namun tetap loss
juga, maka itu memang adalah bagian dari resiko trading yang – sekali
lagi – sangat biasa terjadi. Dengan terbiasa melakukan evaluasi, Anda
justru akan bisa meningkatkan kemampuan trading Anda.
Jadi, apakah Anda baru saja mengalami
“kekalahan”? Jangan khawatir, bisa jadi itu akan menjadi awal langkah
kemenangan. Tetap semangat terus.
Baca juga:
0 comments
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^