Beberapa waktu yang lalu, ada seorang trader yang berkata dengan pedas seperti ini pada saya: “Psikologi trading itu b*llsh*t ! Sedikit-sedikit nyalahin psikologi. Giliran loss yang disalahin psikologi, giliran profit, strategi lu puji-puji setinggi langit. Berarti kalau lu loss melulu, artinya lu gila. Kalau gitu, pergi aja lu ke psikiater, siapa tau lu jadi waras dan bisa profit terus. Gitu kan? Kalau lu mau profit, lu cari strategi forex yang jagoan. Lu pelajari sampai jago, baru lu masuk forex trading. Bukan ke dokter jiwa !”
Terus terang saya agak sulit mengikuti
logika berpikir orang tersebut. Saya sendiri tidak tahu apakah ia
merupakan seorang trader sukses, atau justru trader gagal yang berada
dalam fase denial dan menolak untuk mengoreksi kesalahan dirinya, namun lebih suka menyalahkan strategi forex trading yang dipergunakannya.
Tetapi itu tidak penting. Yang saya
tangkap adalah bahwa intinya ia menganggap bahwa psikologi trading
terlalu dibesar-besarkan. Benarkah pendapat tersebut ?
Mengambil keputusan di saat genting
Meskipun sekelompok orang memang
menganggap bahwa psikologi trading terlalu dibesar-besarkan, namun dalam
pandangan sederhana saya tidaklah demikian. Saya sendiri meyakini bahwa
seorang trader harus bisa berpikir jernih dalam segala situasi sesulit
dan segenting apa pun. Ia harus bisa mengambil keputusan tanpa ragu
dalam kondisi berada di bawah tekanan ketika harga bergejolak dan
membuat posisinya mengalami floating loss. Ia harus bisa
menahan diri untuk tidak membuka terlalu banyak posisi hanya untuk
mempercepat perolehan profit, apalagi untuk mempercepat mengurangi loss
dengan cara – misalnya – martingale. Ia harus bisa menahan diri
untuk tidak terlalu cepat menutup posisi yang untung, juga bisa dengan
jantan menutup transaksi yang merugi manakala sistem tradingnya memang
sudah mensyaratkan demikian.
JIka seorang trader tidak mampu menangani stress yang muncul saat trading, bagaimanapun canggihnya strategi forex trading yang ia miliki tak akan banyak membantu karena ia tak akan bisa mengeksekusi strategi tersebut dengan tepat. Penyebabnya antara lain adalah karena takut atau serakah, atau bahkan keduanya sekaligus.
Tak semua Turtle Traders menjadi juara
Masih ingat kisah sukses Turtle Traders
yang diasuh oleh Richard Dennis dan Bill Eckhardt ? Mereka adalah
sekelompok trader yang memulai belajar forex trading dari NOL.
Semua anggota kelompok diajarkan metode dan teknik trading berikut
prinsip-prinsip manajemen resiko yang sama. Perlu Anda ketahui bahwa
tidak semua anggota Turtle Traders meraih prestasi yang sama persis. Ada
beberapa orang di antara mereka yang sangat menonjol, ada juga yang
kurang berhasil. Kita sebut saja mereka sebagai para “Kura-Kura Biasa”
dan “Kura-Kura Juara”.
Para “Kura-Kura Biasa” tak mampu
bertahan di bawah tekanan mental ketika pasar mengguncang modal mereka.
Mereka cenderung menutup posisi mereka terlalu cepat, atau bahkan
membiarkan posisi mereka merugi terlalu lama. Mereka tidak mampu
mengoptimalkan sistem trading yang telah diberikan kepada mereka.
Sementara itu, para “Kura-Kura Juara”
justru melakukan sebaliknya. Mereka bisa menjalankan prinsip yang sangat
terkenal dalam trading: “Cut your losses short, let your profits run.”
Kunci untuk menjalankan prinsip ini adalah kemampuan untuk tidak menjadi
panik manakala volatilitas pasar bertambah besar, namun justru mampu
mempertahankan keyakinan atas argumen yang mendasari pengambilan
keputusan atas suatu transaksi. Itu termasuk juga dalam melakukan cut-loss.
Apa perbedaan antara para “Kura-Kura Juara” itu “Kura-Kura Biasa” ? Jawabannya adalah psikologi mereka.
Pengemudi biasa vs pembalap
Saya selalu suka mempergunakan analogi ini.
Seorang pengemudi biasa – seperti saya –
tidak akan bisa mengendarai mobil Formula-1 dengan optimal. Jika saya
diberi kesempatan mengemudikan mobil canggih itu dan Lewis Hamilton
(juara dunia Formula-1) mengemudikan sedan biasa yang hanya memiliki
mesin bersilinder 2000cc, lalu kami diminta untuk berlomba, sepertinya
Lewis Hamilton yang akan menang. Mengapa ? Karena saya tidak punya mental
pembalap seperti Lewis Hamilton. Kecepatan maksimum yang pernah saya
alami selama mengemudi, mentok di 110 km/jam. Saya tidak berani melaju lebih cepat lagi.
Sebuah program televisi BBC Knowledge bernama “Top Gear” pernah menayangkan liputan ketika salah seorang host acara
itu, Richard Hammond, mencoba untuk mengendarai Formula-1. Hasilnya ? Ia
lebih banyak berteriak – meskipun bercampur antara ketakutan dan
histeria kegembiraan – ketika ia memacu mobil itu dalam kecepatan yang
tinggi.
Padahal, Hammond adalah pengemudi yang
berpengalaman. Ia sangat mengenal mobil dan seluk beluknya. Ia pernah
beberapa kali memacu super car dalam kecepatan tinggi. Namun Formula-1 adalah hal yang sama sekali berbeda.
Seorang pembalap Formula-1 biasa memacu mobilnya dalam kondisi full throttle selama
berjam-jam. Setiap tikungan dilibas tanpa banyak menginjak pedal rem.
Berbeda dengan Hammond, yang lebih banyak menginjak pedal rem daripada
pedal gas.
Yang membedakan Hammond dengan pembalap Formula-1 sungguhan – selain pengalaman – adalah mental.
Strategi juga penting, tapi….
Kita tidak sedang menafikan pentingnya peranan strategi forex trading
yang bagus. Mungkin saja Anda adalah seorang trader yang super disiplin
dan “dingin”, dalam arti sama sekali tak melibatkan emosi dalam
trading, namun itu pun tak berarti tanpa strategi yang profitable.
Psikologi trading tidak lantas
serta-merta bisa mengubah strategi yang buruk menjadi cemerlang, namun
bisa membantu Anda untuk melengkapi kemampuan Anda untuk membangun
sistem trading yang baik.
Di sisi lain, penguasaan psikologi dalam
trading akan bisa membuat Anda berpegang teguh pada trading plan atau
sistem trading yang sudah Anda uji keampuhannya. Sederhana saja: tanpa
kedisiplinan, mustahil kan Anda bisa stick to the plan ? Nah, kedisiplinan ini salah satu bagian psikologi trading.
Kunci dari kebehasilan seorang trader –
kembali lagi – adalah 3M: Mind, Method, Money. Ketiganya harus seimbang
dan proporsional. Tiga serangkai itu tak boleh dipisah-pisahkan.
Ketiadaan salah satu elemen dari 3M akan menutup kemungkinan kesuksesan
Anda dalam trading.
Jadi, masih mau mengabaikan pentingnya psikologi dalam trading ?
Baca juga:
1 comments:
analogi analogi yang bagus mengenai psikologi, yang jelas hal ini memegang peranan penting jika memang kita ingin mendatkan profit yang sesuai dan juga trading tanpa beban berat, maka dari itu ketika mengelola akun ecn octafx maka mental yang ada terus diupdate supaya bisa searah dengan skill yang meningkat
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^