Ada segolongan trader yang sangat – ya, sangat – terobsesi untuk bisa menjadi trader yang “sempurna”. Golongan ini tidak pernah berhenti untuk selalu mencari hal-hal yang baru, selalu mencari pengalaman baru dan mengembangkan teori serta cara trading mereka. Sayangnya tidak pernah ada hal yang bisa membuat mereka puas. Sialnya, golongan ini selalu mencatatkan prestasi trading yang menurun dari waktu ke waktu. Sia-sia, bukan?
Coba Anda renungkan: untuk apa bersusah payah menghabiskan waktu untuk mencari “rahasia” yang sebenarnya tidak perlu? Untuk apa jika menguras pikiran untuk merancang sistem trading yang “sempurna”? Untuk apa mencari sesuatu yang tak pernah ada?
Ya, tidak pernah ada sistem trading yang sempurna, dengan ataupun tanpa tanda petik. Sistem trading yang sempurna hanyalah mitos. Bahkan sistem yang menggunakan banyak aturan maupun indikator pun bukanlah sebuah sistem trading yang sempurna. Di saat pasar tidak bersetuju dengan logika yang dibangun oleh sistem trading Anda, maka saat itulah Anda harus mau menerima kenyataan dan berkata, “Oke, saatnya cut loss.”
Benar bahwa tidak ada seorang pun yang ingin menjadi trader yang sembrono atau asal-asalan, namun di sisi lain Anda tidak harus menjadi trader yang sempurna. Tidak ada manusia yang sempurna, sehingga konsekuensinya adalah tidak ada satu sistem trading pun yang sempurna.
Coba simak kisah berikut ini:
Ada seseorang – sebut saja namanya Badu – yang sejak dulu adalah seorang siswa yang pintar di sekolah. Nilai rapornya tidak pernah di bawah sembilan. Ia selalu berada di rangking pertama di kelas. Lulus kuliah pun dengan predikat cum laude dengan IPK nyaris empat. Ia adalah siswa dengan nilai “sempurna”.
Kemudin ada Iwan. Iwan adalah siswa “rata-rata”. Di kelas pun tak pernah tembus rangking sepuluh besar, paling hebat hanya urutan ke 11 atau 12. Prestasi kuliahnya pun biasa saja. Nilai akademisnya lebih didominasi B dan C.
Beberapa tahun kemudia, Badu bertemu Iwan. Tahukah Anda di mana Badu bertemu dengan Iwan? Mereka bertemu di sebuah perusahaan yang dimiliki oleh Iwan, di mana Badu bekerja sebagai General Manager.
Kisah ini bukan fiktif, meskipun menggunakan nama samaran. Namun bukan pula dimaksudkan untuk menyepelekan nilai-nilai akademis. Tidak sama sekali. Anda tentu sudah cukup dewasa dalam menilai maksud sebenarnya dari tulisan ini. Nilai akademis itu penting dan menjadi pintar tentu adalah hal yang perlu, namun bukan itu inti tulisan ini.
Inti tulisan ini adalah: sebagai trader, daripada berusaha untuk menjadi “sempurna”, sebaiknya Anda lebih fokus pada menemukan kemungkinan yang lebih baik untuk menjadi sukses. Bisa jadi profit yang Anda hasilkan tiap kali melakukan transaksi jumlahnya tidak sefantastis yang diimpikan oleh sang “trader sempurna”, namun Anda justru akan punya lebih bayak waktu untuk mengembangkan kemampuan Anda. Anda akan memiliki lebih banyak waktu untuk belajar dan – tentunya – menghasilkan profit. Anda akan lebih santai karena Anda tidak terlampau gelisah untuk bisa mencetak transaksi-transaksi yang sempurna. Anda tidak akan stres, yang justru sering dirasakan oleh para perfeksionis.
Trading itu adalah tentang kemungkinan-kemungkinan. Mengenai peluang. Untuk mendapatkan hasil yang Anda inginkan, Anda harus melakukan transaksi sesering mungkin agar teori peluang bekerja dengan baik. Semakin sering Anda mencoba, maka semakin tinggi peluang Anda untuk memperoleh keuntungan. Tentu ada resiko yang menyertai, tapi – hey – bukankah resiko berbanding lurus dengan peluang? Semakin tinggi resikonya, semakin besar pula peluangnya.
Selama sistem trading Anda cukup bisa membuktikan bahwa ada peluang yang bisa Anda raih – katakanlah kemungkinannya 70% Anda akan untung – dan Anda menerapkan money management serta risk management yang baik, tak perlu khawatir. Anda akan mampu untuk “membayar” kerugian dari 30% kemungkinan transaksi yang berakhir dengan loss. Jadi tak perlu memiliki sistem trading yang 90% atau bahkan 100% akurat.
Jika Anda adalah seorang perfeksionis, selalu mendambakan sistem trading yang sempurna, maka Anda akan selalu menghadapi hambatan ketika akan memulai trading. Anda tidak akan pernah mau melakukan transaksi jika Anda tidak yakin 100% bahwa transaksi itu akan berbuah untung. Anda ingin setiap transaksi Anda memiliki nilai A, bukannya B apalagi C.
Cobalah beranikan diri Anda untuk hanya mendapatkan nilai C. Trader dengan nilai A mungkin memang lebih pintar, namun trader dengan nilai C mungkin justru akan lebih kaya, seperti Iwan dalam kisah di atas.
note:
Saat Anda membaca, sudah lebih dari 12.000 orang sedang Belajar dan mempersiapkan diri untuk terjun di dunia Trading Forex. Kapan Anda ?
Baca juga:
Kesulitan-kesulitan Trading Forex
Jurus Anti Rugi Di Trading Forex
Rahasia Menjadi Trader Forex Yang Lebih Baik
5 Tips Menghindari Forex Euphoria
1 comments:
Catat rekam jejak trading, pelajari apa yang bisa ditingkatkan. Trader yang sukses biasanya membuat catatan, jurnal aktivitas perdagangan di mana ia dengan hati-hati mencari tahu apa yang berhasil dan apa yang tidak. Dengan menggunakan jurnal, Anda akan tahu kelemahan yang perlu diperbaiki.
Berkomentarlah dengan Bahasa yang Relevan dan Sopan.. #ThinkHIGH! ^_^